Rabu, 28 Desember 2011 0 komentar

(Yiruma) Kiss The Rain - Sungha Jung


Oh My God ......
It's really very touching :'(
0 komentar

Yiruma - Kiss The Rain


Denger lagu ini bisa sampe nangis" :'(
Selasa, 20 Desember 2011 0 komentar

Photographs ^^















Photo 'n editing by Mitta ^^
Rabu, 14 Desember 2011 0 komentar

Canon In D - Pachelbel - Piano And Violin


0 komentar

PACHELBEL Canon very beautiful Piano Version


2 komentar

Just The Way You Are - Sungha Jung


0 komentar

Pakaian Kebahagiaan


Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaannya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana, dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.
Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia. Hidupnya, dirasa sangatlah menyedihkan.
Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”
“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah sang Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu akan kupenggal !!
Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya.
Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit itu datang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya. 

Kemudian, sang Raja kembali bertanya, “Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?
Prajurit itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
***
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.
Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya jalinan sutra yang kita sandang.
Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi. 
    
Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan, tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki.


Adakah “pakaian-pakaian kebahagiaan” itu telah Anda sandang dalam hati? Temukan itu dalam diri.

0 komentar

Persahabatan 5 Jari

Suatu hari, ada 5 jari yang bersahabat. Mereka adalah jempol (ibu jari), jari telunjuk, jari tengah, jari manis, jari kelingking. Dan suatu ketika, mereka sedang berbincang-bincang, ibu jari berkata, "akulah jari yg paling hebat. Setiap orang mengatakan sesuatu yang hebat, pastilah orang itu mengacungkan ibu jarinya". Jari telunjuk pun tak mau kalah, ia berkata, "sesungguhnya aku jari yang paling hebat. Setiap orang mau mengajukan pendapat, pasti mereka mengacungkan jari telunjuknya". Jari tengah pun tampak panas dan ia berkata, "aku yang paling hebat. Coba kalian lihat, di antara kita, akulah jari yang paling tinggi. Tak ada yang bisa mengalahkanku." Kemudian, kelima jari berpikir bahwa benar juga yang dikatakan jari tengah. Tapi tiba-tiba, si jari manis yang merasa lebih hebat lagi berkata, "akulah yang paling hebat di antara kalian. Coba kalian pikirkan, setiap orang yang memakai cincin, akan terlihat indah bila cincin itu dikenakan padaku". Si jari kelingking yang dari tadi diam saja, lngsung ikut dalam pembicaraan. "Kalu kalian berpikir, seharusnya akulah yang paling hebat. Ketika orang beranjali, akulah yang paling depan menghadap rupang Sang Buddha."

Lalu, jari manakah yang paling hebat ???

Tak ada jari yang paling hebat, semua jari adalah yang terhebat apabila mereka semua bekerja sama dalam melakukan perbuatan baik.

Dan akhirnya mereka semua sadar dan kembali bersahabat lagi.


Sabtu, 10 Desember 2011 0 komentar

Biografi Sang Buddha


Gautama Buddha dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama (Sansekerta: Siddhattha Gotama; Pali: "keturunan Gotama yang tujuannya tercapai"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harafiah: orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Shakyamuni atau Sakyamuni ('orang bijak dari kaum Sakya') dan sebagai sang Tathagata.

Orang tua

Ayah dari Pangeran Siddharta adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari Suku Sakya dan ibunya adalah Sri Ratu Mahä Mäyä Dewi. Ibunda Ratu meninggal dunia tujuh hari setelah melahirkan Sang Pangeran. Setelah meninggal, beliau terlahir di alam Tusita, yaitu alam sorga luhur. Sejak itu maka yang merawat Pangeran Siddharta adalah Mahä Pajäpati, bibinya yang juga menjadi isteri Raja Suddhodana.

Kelahiran

Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya angat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, tempat yang dipijakinya tumbuh bunga teratai. Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala diramalkan bahwa Pangeran Siddharta kelak akan menjadi Maharaja Diraja atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan pasti meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa, atau ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah:

1. Orang tua,
2. Orang sakit,
3. Orang mati,
4. Seorang pertapa.

Masa kecil


Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Ternyata akhirnya Sang Pangeran melihat empat peristiwa yang selalu diusahakan agar tidak berada di dalam penglihatannya, setelah itu Pangeran Siddharta tampak murung dan kecewa melihat kenyataan hidup yang penuh dengan derita ini. Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Tetapi Pangeran Siddharta kurang berminat dengan pelajaran tersebut. Pangeran Siddharta mendiami tiga istana, yaitu istana musim semi, musim hujan dan pancaroba.

Masa dewasa

Ketika beliau berusia 29 tahun, putera pertamanya lahir dan diberi nama Rahula. Setelah itu Pangeran Siddharta meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alära Käläma dan kemudian kepada Uddaka Ramäputra, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrim itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung.

Kata-kata pertapa Asita membuat Baginda tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian. Sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi.

Suatu hari Pangeran Siddharta meminta ijin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Sehingga Pangeran Siddharta bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.

Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup sebagai pertapa.

Masa pengembaraan

Didalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa Bhagava dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Ramputra. Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut, tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan mencapai Pencerahan Sempurna. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke Magadha untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan Uruwela, di tepi Sungai Nairanjana yang mengalir dekat Hutan Gaya. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama enam tahun di Hutan Uruwela, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami hakekat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut.

Pada suatu hari pertapa Gautama dalam pertapaannya mendengar seorang tua sedang menasehati anaknya di atas perahu yang melintasi sungai Nairanjana dengan mengatakan:
“ Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan, maka lenyaplah suara kecapi itu ”

Nasehat tersebut sangat berarti bagi pertapa Gautama yang akhirnya memutuskan untuk menghentikan tapanya lalu pergi ke sungai untuk mandi. Badannya yang telah tinggal tulang hampir tidak sanggup untuk menopang tubuh pertapa Gautama. Seorang wanita bernama Sujata memberi pertapa Gautama semangkuk susu. Badannya dirasakannya sangat lemah dan maut hampir saja merenggut jiwanya, namun dengan kemauan yang keras membaja, pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah pohon bodhi (Asetta) di Hutan Gaya, sambil berprasetya, "Meskipun darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan , tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai Pencerahan Sempurna."

Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Beliau putus asa menghadapi godaan Mara, setan penggoda yang dahsyat itu. Dengan kemauan yang keras membaja dan dengan iman yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan dirinya di ufuk timur.

Sekarang pertapa Gautama menjadi terang dan jernih, secerah sinar fajar yang menyingsing di ufuk timur. Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha [Sammasam-Buddha], tepat pada saat bulan Purnama Raya di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut kalender lunar. Versi WFB, pada bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari tubuh Sang Siddharta memancar enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan warna biru yang berarti bhakti; kuning mengandung arti kebijaksanaan dan pengetahuan; merah yang berarti kasih sayang dan belas kasih; putih mengandung arti suci; jingga berarti giat; dan campuran kelima sinar tersebut.

Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain : Buddha Gautama, Buddha Shakyamuni, Tathagata ('Ia Yang Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang Agung') dan sebagainya. Lima pertapa yang mendampingi Beliau di hutan Uruwela merupakan murid pertama Sang Buddha yang mendengarkan khotbah pertama Dhammacakka Pavattana, dimana Beliau menjelaskan mengenai Jalan Tengah yang ditemukan-Nya, yaitu Delapan Ruas Jalan Kemuliaan termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "Empat Kebenaran Mulia".

Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana.

Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei, 543 SM).

Khotbah Buddha Gautama terakhir mengandung arti yang sangat dalam bagi siswa-siswa-Nya karena mengandung prinsip-prinsip beragama, seperti

* Percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan Ajaran Sang Buddha;
* Jadikanlah Ajaran Sang Buddha (Dharma) sebagai pencerahan hidup;
* Segala sesuatu tidak ada yang kekal abadi;
* Tujuan dari Ajaran Sang Buddha (Dharma) ialah untuk mengendalikan pikiran;
* Pikiran dapat menjadikan seseorang menjadi Buddha, namun pikiran dapat pula menjadikan seseorang menjadi binatang;
* Hendaknya saling menghormati satu dengan yang lain dan dapat menghindarkan diri dari segala macam perselisihan;
* Bilamana melalaikan Ajaran Sang Buddha, dapat berarti belum pernah berjumpa dengan Sang Buddha.
* Mara (setan) dan keinginan nafsu duniawi senantiasa mencari kesempatan untuk menipu umat manusia;
* Kematian hanyalah musnahnya badan jasmani;
* Buddha yang sejati bukan badan jasmani manusia, tetapi Pencerahan Sempurna;
* Kebijaksanaan Sempurna yang lahir dari Pencerahan Sempurna akan hidup selamanya di dalam Kebenaran;
* Hanya mereka yang mengerti, yang menghayati dan mengamalkan Dharma yang akan melihat Sang Buddha;
* Ajaran yang diberikan oleh Sang Buddha tidak ada yang dirahasiakan, ditutup-tutupi ataupun diselubungi.

Sang Buddha bersabda, "Dengarkan baik baik, wahai para bhikkhu, Aku sampaikan padamu: Akan membusuklah semua benda benda yang terbentuk, berjuanglah dengan penuh kesadaran!" (Digha Nikaya II, 156)

Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna) yang diwujudkan oleh sabda Buddha Gautama, "Penderitaanmu adalah penderitaanku, dan kegembiraanmu adalah kegembiraanku." Manusia adalah pancaran dari semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat menuntunnya kepada Pencerahan Sempurna.

Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu abadi, karena telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu

1. Berusaha menolong semua makhluk.
2. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.
3. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma.
4. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.

Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu

* Tubuh (kaya) : pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah.
* Ucapan (vak) : penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat.
* Pikiran (citta) : kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah.

Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Bagaikan hujan yang jatuh tanpa membeda-bedakan, demikianlah "Cinta Kasih seorang Buddha". Akan tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Sang Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Sang Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai "Pencerahan Sempurna". Sang Buddha adalah ayah dalam kasih sayang dan ibu dalam cinta kasih.

Sebagai Buddha yang abadi, Beliau telah mengenal semua orang dan dengan menggunakan berbagai cara Beliau telah berusaha untuk meringankan penderitaan semua makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakekat dunia, namun Beliau tidak pernah mau mengatakan bahwa dunia ini asli atau palsu, baik atau buruk. Beliau hanya menunjukkan tentang keadaan dunia sebagaimana adanya. Buddha Gautama mengajarkan agar setiap orang memelihara akar kebijaksanaan sesuai dengan watak, perbuatan dan kepercayaan masing-masing. Beliau tidak saja mengajarkan melalui ucapan, akan tetapi juga melalui perbuatan. Meskipun bentuk fisik tubuh-Nya tidak ada akhirnya, namun dalam mengajar umat manusia yang mendambakan hidup abadi, Beliau menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan kematian untuk membangunkan perhatian mereka.

Seorang Buddha memiliki sifat-sifat luhur sebagai berikut:

1. Bertingkah laku baik;
2. Berpandangan hidup luhur;
3. Memiliki kebijaksanaan sempurna;
4. Memiliki kepandaian mengajar yang tiada bandingnya;
5. Memiliki cara menuntun dan membimbing manusia dalam mengamalkan Dharma.

Buddha Gautama memelihara semangatNya yang selalu tenang dan damai dengan melaksanakan meditasi. Sang Buddha membersihkan pikiran mereka dari kekotoran bathin dan menganugerahkan mereka kegembiraan dengan semangat tunggal yang sempurna. Jangkauan pikiran Sang Buddha melampaui jangkauan pikiran manusia biasa. Dengan kebijaksanaan yang sempurna, Buddha Gautama dapat menghindarkan diri dari sikap-sikap ekstrim dan prasangka, serta memiliki kesederhanaan. Oleh karena itu Beliau dapat mengetahui dan mengerti pikiran dan perasaan semua orang dan dapat melihat yang ada dan yang terjadi di dunia dalam sekejap, sehingga mendapatkan julukan seorang yang telah Mencapai Pencerahan Sempurna (Sammasam-Buddha) dan Yang Maha Tahu (Sugata).

Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah didalam berbagai kesempatan yang pada hakekatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakekat yang hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah pelambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Sang Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Beliau dapat berkhotbah kepada semua orang, kapanpun dikehendaki-Nya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri.

Buddha Gautama bersabda, "Hanya dengan jalan melalui kepercayaan, keyakinanlah, mereka akan dapat mengikuti ajaranKu. Karena itu setiap orang hendaknya mau mendengarkan ajaranKu, kemudian menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari."

Wujud dan Kehadiran Buddha

Buddha tidak hanya dapat diketahui dengan hanya melihat wujud dan sifat-Nya semata-mata, karena wujud dan sifat luar tersebut bukanlah Buddha yang sejati. Jalan yang benar untuk mengetahui Buddha adalah dengan jalan mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha sejati tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa, sehingga Sifat Agung seorang Buddha tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun Buddha dapat mewujudkan diri-Nya dalam segala bentuk dengan sifat yang serba luhur. Apabila seseorang dapat melihat jelas wujud-Nya atau mengerti Sifat Agung Buddha, namun tidak tertarik kepada wujud-Nya atau sifat-Nya, dialah yang sesungguhnya yang telah mempunyai kebijaksanaan untuk melihat dan mengetahui Buddha dengan benar.

Sabtu, 26 November 2011 0 komentar

Arti Nama Buddhist

Mau tau arti nama Buddhist anda ??
Silahkan yuk cari tau di http://chandadhammo.blogspot.com/2009/10/nama-nama-buddhis-dan-arti.html
Semoga posting dari saya bermanfaat ! ^^


Mettacitena,
0 komentar

31 Alam Kehidupan

Alam Arupa (4)                                          
                         31.Bukan persepsi atau bukan non persepsi            84.000 MK
                         30.Ketiadaan/kekosongan                                     60.000 MK
                         29.Kesadaran tanpa batas                                     40.000 MK
                         28.Ruang Tanpa Batas                                         20.000 MK
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alam Rupa   - Jhana Empat  (16)        
                          27.Kediaman murni tertinggi                         16.000 MK
                          26.Kediaman pandangan terang                       8.000 MK
                          25.Kediaman Indah                                        4.000 MK
                          24.Kediaman Suci                                          2.000 Mk
                          23.Kediaman Tak-Bergerak                             1.000 MK
                          22.Non Persepsi                                              500 MK
                          21.Pahala Besar                                               500 MK
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jhana Tiga             
                         20.Keagungan yg memancar                              64 MK
                         19.Keagungan Tak-terukur                                 32 MK
                         18.Keagungan Terbatas                                      16 MK
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jhana Dua              
                         17.Cahaya gemerlap                                            8 MK
                         16.Cahaya Tak-Terukur                                       4 MK
                         15.Cahaya Terbatas                                             2 MK
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jhana Satu             
                         14.Mahabrahma                                                       1 AK
                         13.Menteri-menteri Brahma                                 0,5 AK
                         12.Pengikut-pengikut Brahma                              1/3 AK
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alam Lingkup Indera    (11)           
                         11.Penguasa ciptaan makhluk lain                        16.000 TS
                         10.Bergembira dalam Cipattan makhluk lain           8.000 TS
                          9.Tusita                                                            4.000 TS

Alam bahagia               :   8.Yama                                                         2.000 TS
                                     7.Tiga puluh tiga Dewa                                 1.000 TS
                                     6.Empat Raja Besar                                         500 TS
                                     5.Manusia                                                     Tak tentu
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alam Menderita          :     4.Raksasa                                                 Tak tentu
                                      3.Setan kelaparan                                     Tak tentu
                                      2.Binatang                                                Tak tentu
                                      1.Neraka                                                  Tak tentu


MK  =  Maha Kappa                                                                          TS   =  Tahun Surgawi
 Ak   =  Asankeyya Kappa
0 komentar

Cai Hong

 
Na li you cai hong gao su wo
Tell me where the rainbow is

Neng bu neng ba wo de yuan wang huan gei wo
Could you still give me back my wish

Wei shen me tian zhe me an jing
Why is the sky so silent?

Suo you de yun dou pao dao wo zhe li
All of the clouds are running to me

You mei you kou zhao yi ge gei wo
Is there a mask for me?

Shi huai shuo le tai duo jiu cheng zhen bu liao
Recalling too much of the past words can accomplish nothing

Ye xu shi jian shi yi zhong jie yao
Perhaps time is a kind of antidote

Ye shi wo xian zai zheng fu xia de du yao
And also the first poison I'm taking now
Kan bu jian ni de xiao wo zen me shui de zhao
I could not see your smile, how can I sleep well

Ni de shen ying zhe me jing wo que bao bu dao
Your silhouette is so close to me, yet I cannot embrace it

Mei you di qiu tai yang hai shi hui rao
Without earth, the sun can still circle around

Mei you li you wo ye neng zi ji zou
Without reasons, I also can walk alone

Ni yao li kai wo zhi dao hen jian dan
You want to go away, I know that is very easy

Ni shuo yi lai shi wo men de zu ai
You said dependence is our obstacle

Jiu suan fang kai dan neng bu neng bie mo shou wo de ai
Even if we break up, but couldn't you not receive my love

Dang zuo wo zui hou cai ming bai
Assuming I'm the last to understand
0 komentar

Nothings Gonna Change My Love For You


If I had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever oh, so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong
Our dreams are young and we both know
They’ll take us where we want to go
Hold me now, touch me now
I don’t want to live without you.
Chorus 1
Nothing’s gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I’ll never ask for more than your love.
Chorus 2
Nothing’s gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through but nothing’s gonna change my
love for you.
If the road ahead is not so easy
Our love will lead the way for us like a guiding star
I’ll be there for you if you should need me
You don’t have to change a thing
I love you just the way you are.
So come with me and share this view
I’ll help you see forever too
Hold me now, touch me now
I don’t want to live without you

From : http://www.cariliriklagu.com/2007/10/nothings-gonna-change-my-love-for-you-lyrics-george-benson/
0 komentar

Serumpun Padi

Jumat, 11 November 2011 0 komentar

Someday


Thailand version :
mai roo waa naan kae nai tee chun dtong ton gup took sing
bit bung kwaam jing nai jai took took yaang

took krung tee rao pop gun took krung tee ter hun maa
tee chun cher-ee cher-ee roo mai chun feun kae nai

dai yin mai hua jai chun mun gum-lung bork ruk ruk ter yoo
dtae chun mai art ja bert pia jai ork bai hai krai dai roo
dai yin mai hua jai chun yung koi yoo dtrong nun
ror hai ter bert doo lae wung piang kae ter roo suk wun neung

tung tee chun gor ruk tung tee chun gor roo seuk dtae suan leuk kaang nai yung mai glaa

took krung tee rao pop gun took krung tee ter hun maa
tee chun cher-ee cher-ee roo mai chun feun kae nai

dai yin mai hua jai chun mun gum-lung bork ruk ruk ter yoo
dtae chun mai art ja bert pia jai ork bai hai krai dai roo
dai yin mai hua jai chun yung koi yoo dtrong nun
ror hai ter bert doo lae wung piang kae ter roo suk wun neung

dai yin mai hua jai chun mun gum-lung bork ruk ruk ter yoo
dtae chun mai art ja bert pia jai ork bai hai krai dai roo

dai yin mai hua jai chun yung koi yoo dtrong nun ror hai ter bert doo 
lae wung piang ter ja roo waa kon kon nee ruk ter yoo
yung kor hai ter roo suk wun neung
 
 
English version :
I don’t know how much longer
that I have to put up with everything
I’ve been hiding all the truth inside my heart

Every time we meet
every time you turn to face me
though I look indifferent
do you know how much i have to force myself?
can you hear my heart calling you, loving you?
but I can’t open my heart for anyone to know

Can you hear it?
my heart keeps waiting there for you
waiting for you to open it
and hope you’ll realize
someday
though I love you
though I feel
but deep down inside, I don't dare to tell you

Can you hear it?
my heart keeps waiting there for you
waiting for you to open it
and hope you’ll realize
that this person loves you
please i hope you will know
Someday


Arti :
Saya tidak tahu berapa lama lagi
bahwa saya harus memasang dengan segala sesuatu
Aku sudah menyembunyikan semua kebenaran dalam hatiku

Setiap kali kita bertemu
setiap kali Anda beralih ke wajah saya
meskipun aku terlihat acuh tak acuh
Anda tahu berapa banyak saya harus memaksakan diri?
Anda bisa mendengar detak jantungku memanggil Anda, mencintai Anda?
tapi aku tidak bisa membuka hati saya bagi siapapun untuk mengetahui

Dapatkah Anda mendengarnya?
hati saya terus menunggu di sana untuk Anda
menunggu Anda untuk membukanya
dan berharap Anda akan menyadari
suatu hari nanti
meskipun aku mencintaimu
meskipun aku merasa
namun jauh di lubuk hati, saya tidak berani memberitahu Anda

Dapatkah Anda mendengarnya?
hati saya terus menunggu di sana untuk Anda
menunggu Anda untuk membukanya
dan berharap Anda akan menyadari
bahwa orang ini mengasihi Anda
silahkan saya harap Anda akan tahu
Suatu hari nanti


Entah kenapa jadi suka banget sama lagu ini .. Mungkin menggambarkan perasaan gue saat ini juga ..
Minggu, 06 November 2011 0 komentar

Senyuman Terindah

Senyuman terindah di dalam hidupku
Bagai air menghidupi dunia
Syukurku dalam mimpi
Cintamu yang abadi
Sertaiku hari demi hari .....


Lagu yang pernah gue nyanyiin pas acara Waisak di sekolah (20 Juni 2011) sampe-sampe jadi demen sama nih lagu .. ^^
 
;